Kamis, 17 Desember 2009

Berkunjung ke “Kebon Stroberi”


Hampir setahun silam saya bersama teman-teman sekolah pergi mengunjungi salah satu kebon stroberi didaerah Jawa Barat. Pagi-pagi disana sekitar pukul 09.00 waktu setempat, saya beserta rombongan tiba ditempat.. Udara disana begitu sejuk, denga sedikit kabut menyelimuti perkebunan tersebut. Disana terdapat hamparan tanaman stroberi dengan luas beberapa hektar yang hamir semua tanaman telah berbuah. Berikut beberapa gambar dari kebun tersebut:




Tak luput teman saya mengambil foto saat saya tengah memetik buah stroberi. Bberapa teman saya juga ikut memetik stoberi dengan membawa tadahan serta gunting.



Satu demi satu pohon saya datangi untuk mencari buah yang sekiranya mantap untuk dikonsumsi. Dan ternyata tak sedikit tanaman yang berbuah matang sehingga membuat bingung untuk dipetik.


Demikialah petualangan saya di kebon stroberi. Tak banyak kata yang bias diungkapkan, tetapi banyak rasa yang dapat dirasakan dari berkunjung ke kebon stroberi tersebut.

Kamis, 19 November 2009

Salon


- Nama : Land’s Salon

- Bidang : Jasa Tata Rias

- Alamat : Jl. Pinang Ranti II, Kec. Makasar, Jakarta Timur

- Strktur yang digunakan :

Organisasi Garis


Alasannya :

    1. Jumlah karyawan hanya beberapa.
    2. Solidaritas antar karyawan terlaksana.
    3. Spesialisasi belum tinggi.
    4. Adanya kesatuan perintah yaitu dari manager.
    5. Organisasi belum begitu besar.
    6. Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan.
    7. Organisasi tergantung pada manager.

Kekurangan :

  1. Organisasi ini tergantung pada maager
  2. Ada kecenderungan pimpinan bertindak egois dan mementingkan diri sendiri
  3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas

Keuntungan :

  1. Kesatuan para karyawan terjamin
  2. Proses pengambilan keputusan lebih cepat diterima oleh karyawan dan kasir
  3. Pengendalian terhadap karyawan dan kasir menjadi lebih mudah



- Pembagian Tugas Pada Struktur Organisasi Tersebut:

  1. Manager bertugas mengatur dan bertanggung jawab terhadap semua aktifitas.
  2. Pengawas bertugas mengawasi para karyawan dan kasir, serta pelanggan(customer).
  3. Karyawan bertugas memberi jasa kepada para pelanggan yang datang.
  4. Kasir bertugas menangani transaksi pembayaran pelanggan atas jasa yang diterimanya

- Fungsi Manajemen:

Fungsi manajemen hampir sepenuhnya terpenuhi, hal ini bisa dlihat dari kepuasan konsumen yang didapat dari pelayanan jasa tersebut sehingga memiliki beberapa pelanggan tetap.

- Saran:

Sebaiknya salon tersebut memberikan fasilitas yang lebih kepada konsumen agar para konsumen dapat mendapatkan kepuasan yang lebih dari yang diinginkan seperti ruang tunggu yang nyaman, pelayanan yang lebih ramah, atau yang lainnya agar bisa menarik konsumen lebih banyak lagi.




Rabu, 18 November 2009

•Sebut dan jelaskan gaya kepemimpinan yang ideal!

Jawab:

1. Tipe Otokratis
Dimana pusat segala kegiatan ada pada tanganya. Pemimpin gaya ini
selalu memerintah, mendikte dan bawahan harus mengerjakan tugas
sesuai dengan kehendak sang pemimpn. Cirinya yaitu:
- Menganggap organisasi milik pribadi
- Mengidentifikasikan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi
- Menganggap bawahan sebagai alat
- Tidak mau menerima saran, kritik, dan pendapat bawahan karena
menganggap dia yang paling pintar
- Terlalu bergantung pada kekuasaan formal
- Pendapatnya selalu mengandung unsur paksaan, ancaman dan
bersifat primitive.
- Tidak memberikan informasi yang berarti kepada bawahan
- Bersikap menjauhi kelompk.

2. Tipe militerisnme, cirri-cirinya:
a. menggerakkan bawahan dengan system komando
b. menggerakkan bawahan selalu ditentukan oleh pangkat atau
jabatan.
c. menyukai formalitas yang berlebihan
d. menuntut bawahan disiplin tinggi , ketat dan kak.
e. Sukar menerima kritikan dari bawahan
f. menggemari upacara untuk berbagai acara.

3. Tipe Paternalistis, selalu beranggapan bahwa bawahan adalah seorang
yang belum dewasa, jadi harus disiapkan segala sesuatunya untuk
bawahan . Ciri-cirinya:
- bawahan dianggap belum dewasa
- jadi harus disiapkan segala sesuatunya ntuk bawahan
- jarang memberi kesempatan pada bawahan untuk mengambi
keputusan sendiri, berinisiatif dan mengmbangkan daya kreasi.
- bersikap maha tahu.

4. Tipe kharismatik, karena sifat-sifat pribadinya yang luar biasa menurut
pandangan pengikutnya yang menimbulkan pesona.

5. Tipe demokratis, pemimpin yang bersedia menerima saran dari
bawahan dan selalu memberi kesempatan bawahan untul berkonsultasi.
Cirinya:
- memandang manusia sebagai mahluk mulia
- mensinkronisasikan tujuan organisasi dengan tuan pribadi.
- mengutamakan kerja sama dalam mencapai tujuan
- memberikan kebebasan untuk berbuat kepada bawahan
- berusaha mgembangkan pribadinya sebagai pemimpin

Ciri pemimpin yang diinginkan oleh bawhan spt:
1. Tenang
Disaat menghadapi masalah
2. Berwawasan luas mengetahui banyak hal
Selalu punya solusi untuk berbagai masalah
3. Kharismatik
Seperti sosok Mantan Presiden Republik Indonesia, Bapak Soeharto
4. Bijaksana
Seperti Mr. Barrack Obama
5. Cepat mengambil keputusan
Tidak buang-buang waktu
6. Humoris
Agar bisa mencairkan suasana
7. Pintar Bergaul
Bisa berteman dengan semua orang tanpa membedakan kasta mereka
8. Punya ingatan kuat terhadap semua hal apalagi detail-detail
Urusan pemimpin pasti banyak, dari mulai yang kecil sampaiyang berat
9. Berprinsip
Tidak goyah saat ditekan dari segala sisi
10. Setia
Terhadap yang dia pimpin terutama



• Adakah gaya kepimpinan yang ideal?

Jawab:
Ada, adapun gaya kepemimpinan yang ideal yaitu gaya yang secara aktif melibatan bawahan dalam penetapan tujuan dengan menggunakan teknik teknk manajemen partisipasif dan memusatkan perhatian pada karyawan dan tugas.

Pada masa kebangkitan peradaban, dimana Nabi Muhammad menjadi Rosululloh dimuka bumi ini, mengusung model kepemimpinan yang ditujukan untuk mengubah paradigma kepemimpinan tidak beradab. Model kepemimpinan Muhammad ditujukan bahwa pemimpin dan perangkat kepemimpinannya merupakan sosok yang membawa rakyat sebagai manusia yang merdeka dan beradab, serta sumberdaya alam dikelola untuk kesejahteraan manusia (rakyat). Sehingga seorang pemimpin sejatinya merupakan manusia yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan moral, serta memiliki kemampuan leadership untuk membawa rakyatnya mampu memanfaatkan potensi dirinya untuk mandiri dan bermanfaat bagi diri dan masyarakat, dan membawa rakyatnya mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki negaranya untuk kesejahteraan umum. Masa kebangkitan peradaban moral ini menyuguhkan model kepemimpinan yang ideal bagi kehidupan berbangsa di dunia, yang ditandai dengan penghapusan perbudakan, penghancuran rasdiskriminasi, pemeliharaan kekayaan negara yang diperuntukan untuk kesejahteraan msyarakat umum, penyelenggaraan lembaga keuangan yang menekankan kepada efisiensi penggunaan modal dan berkeadilan, serta mengedepankan pemerataan pendapatan melalui mekanisme zakat yang benar dan profesional dalam pengelolaannya, membangun mekanisme pasar komoditas yang terhindar dari kecurangan, dan memperlihatkan kecerdasan hubungan internasional yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam negeri dengan mengedepanlan kemandirian bangsa.

Pimpinan terhadap Bawahan

- Faktor apa saja yang harus diperhatikan oleh pimpinan sebelum menetapkan jumlah bawahan?

Jawab:

Ada 5 hal yang harus diperhatikan oleh seorag atasan untuk menetapkan jumlah bawahan:

a. mudah sukarnya peerjaan bawahan yang harus diawasi, semakin mudah

bawahan semakin banyak bawahan yang harus diawasi, sedang semakin slit

pekerjaan semakin sedikit jumlah bawahan yang harus diawasi.

b. kestabilan prses prodksi, bila proses prouksinya stabi semakin banyak bawahan

yang diawasi, sedangkan semakin tidak stabil proses produksi, seperti produk

pesanan dan produk musiman semakin sedikit jumlah bawahan yang harus

diawasi.

c. kemampuan bawahan yang diawasi, apalbila bawahan memiliki kemampuan

kerja yang baik, maka jumlah bawahan yang diawasi dapat lebih banyak,

sedangkan bila bawahan tdak memiliki kemampuan erja yang baik, maka

jumlah bawahan yang diawasi dapat diurangi.

d. pekerjaan utama atsan, jika pekerjaan utama pimpinan banyak jumlah bawahan

yang diawasi sebaiknya sedikit, sebalinya jika pekerjaan pimpinan utama sedikt

jumlah bawahan yang dawasi boleh banyak.

e. biaya pengawasan, bila biaya pengawasan mahal lebih baik jumlah bawahan

yang diawasi sedikit, sebaliknya jika biaya pengawasan murah jmlah bawahan

yang diawasi boleh bayak.

- Berapa jumlah bawahan yag haruas diawasi bila pimpinan memiliki 3 orang bawahan?

Jawab :

Jumlah bawahan yang harus diawasi pimpinan sebanyak:

Rumus R = n (2n-1 + (n-1))

R = 3 (23-1 + (3-1))

= 3 (22 + 2)

= 3 (6)

= 18

Jumlah hubungan yang akan timbul sebanyak 18, sehingga dapat dibawangkan betapa rumit hubungan antara atasan dengan bawahan. Oleh karena itu 5 faktor penting yang harus diperhatikan oleh pmpinan seperti yang telah dijelaskan diatas.

Minggu, 18 Oktober 2009

PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakna setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah ( problem solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer menggunakan istilah “pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah yang dapat dipertukarkan, dan dalam bab ini akan digunakan istilah pembuatan keputusan yang mencakup artian keduanya.
Pembuatan keputusan merupakan bagian kunci kegiatan menajer. Dalam proses perencanaan, menajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi. Pembuatan keputusan didefinisakan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Tipe-tipe keputusan :
1.Keputusan-keputusan yang di program (programmed decisions) adalah keputusan yang di buat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang.
2.Keputusan-keputusan yang tidak di program (non-programed decisions) merupakan keputusan yang berkenan dengan masalah-masalah khusus,khas dan tidak terbiasa.
3.Keputusan-keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidak pastian, dimana pembuatan keputusan untuk masa yang akan datang.
a.Dalam kondisi kepastian (certainty), manajer mengetahui apa yang terjadi di waktu yang akan datang karena tersedia informasi yang akurat, terecaya dan dapat di ukur sebagai dasar keputusan
b.Dalam kondisi resiko/risik, manajer mengetahui bersarnya probabilitas kemungkinan hasil, tetapi tetapi informasi lengkap tidak tersedia.
c.Kondisi ketidak pastian (uncertainty), manajer tidak mengetahui probabilitas dan tidak mengetahui hasil-hasil dan menyangkut keputusan kritis dan paling menarik.
Keputusan dapat diambil dengan meenggunakan metode kuantitatif (perhitungan-statistik) Untuk mengantisipasi dan memperkirakanya.

Proses pembuatan keputusan yang Efektif :
1.Pemahaman dan perumusan masalah
2.Pengumpulan dan analisa data yang relevan
3.Pengembangan alternatif-alternatif
4.Evaluasi alternatif-alternatif
5.Pemilihan alternatif terbaik
6.Implementasi keputusan
7.Evaluasi hasil-hasil

Gaya pembuatan keputusan yang di kemukakan Vroom Yetton adalah :
1.Manajer membuat keputusan sendiri dangan menggunakan informasi yang tersedia.
2.Manajer mendapat informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menentukan keputusan yang sesuai.
3.Manajer membicarakan masalah dengan para bawahan secara individual dan mendapatkan gagasan-gagasan, saran-saran tanpa mengikut sertakan individu para bawahan sebagai suatu kelompok.
4.Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan mengumpulkan gagasan-gagasan,saran-saran dalam suatu pertemuan kelompok.
5.Manajer membicarakan situasi keputusan

Model Vroom-Yetton-Jago:
 Authocratic Style ( AI & AII)
 Consultative Style (CI & CII)
 One-Group Style (GII)

Tipe Keputusan Pengertian
AI Manajer membuat keputusan sendiri
AII Manajer menanyakan informasi dari bawahan akan tetapi keputusan diambil sendiri oleh manajer. Bawahan tidak selalu harus mengetahui informasi mengenai situasi yang dihadapi.
CI Manajer berbagi informasi dengan bawahan secara individual, dan bertanya mengenai berbagai informasi dan evaluasi dari mereka. Akan tetapi manajer mengambil keputusan sendiri.
CII Manajer dan bawahan bertemu sebagai tim untuk mendiskusikan berbagai hal menyangkut situasi yang dihadapi akan tetapi manajer yang mengambil keputusan.
GII Manajer dan bawahan bertemu sebagai tim untuk mendiskusikan berbagai hal yang menyangkut situasi yang dihadapi dan keputusan ditentukan oleh tim.
MODEL KEPEMIMPINAN – PARTISIPASIF YANG DIREVISI
Keterangan :
QR : Persyaratan Kualitas, Apakah kualitas keputusan benar-benar penting?
CR : Persyaratan komitmen, Seberapa pentingkah komitmen bawahan pada keputusan?
LI : Informasi Pemimpin, apakah cukup memiliki informasi untuk mengambil keputusdan kualitas tinggi?
SI : Strutur masalah, Apakah masalah terstruktur baik?
CB : Pobabilitas komitmen, Apakah benar-benar ada kepastian bahwa bawahan akan berkomitmen pada keputusan?
GC : Kesesuaian Tujuan, Apakah bawahan ikut memiliki organisasi yang dicapai dalam menentukan masalah?
GO : Informasi bawahan, Apakah bawahan cukup informasi untuk mengambil suatu keputusan berkualitas tinggi?
Riset kepemimpinan menandaskan bahwa kepemimpinan seharusnya diarahkan pada situasi bukannya pada orang sehingga dapat bermakna lebih lanjut untuk untuk situasi otokritas dan partisipasif daripada pemimpin otokratis dan partisipasif. Dengan asumsi bahwa pemimpin dapat menyesuaikan gayanya terhadap situasi yang berlainan.

KESIMPULAN
Ketiga model teori kepemimpinan yang diuaraikan diatas mempunyai kesamaan dan perbedaan di mana ke semua model-model tersebut berkepentingan :
1. Memusatkan perhatian pada dinamika kepemimpinan.
2. Mendorong adanya riset tentang kepemimpinan.
3. Kontroversial karena: pengukuran, terbatasnya pengujian riset, dan hasil riset yang berlawanan.

Perbandingan model-model pendekatan kepemimpinan dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
PERBANDINGAN MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN
MODEL GAYA PERILAKU PEMIMPIN FAKTOR SITUASI KRITERIA PEROLEHAN
SITUASIONAL (HERSEY & BLANCHHARD) Orientasi Tugas Orientasi Hubungan Struktur Tugas Hubungan Pemimpin Anggota Keefektifan Kelompok
KEMUNGKINAN (FIEDLER) Orientasi Tugas Orientasi Hubungan Struktur Tugas Hubungan Pemimpin Anggota Keefektifan Kelompok
PARTISIPASI PEMIMPIN (VICTOR VROOM DAN PHILIP YETTON) Otokratif Konsultatif Kelompok Kualitas Keputusan, Persyaratan Informasi, Struktur Masalah Penerimaan, Pengikut Atas Keputusan, Kebersamaan Tujuan Tingkat Konflik Pengikut Kualitas Keputusan Penerimaan Oleh Pengikut Waktu Pengambil Keputusan.

Minggu, 11 Oktober 2009

Faktor Waktu dan Perencanaan

Factor waktu dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal, yaitu:

1. waktu sangat diperlukan untuk meaksanakan perencanaan efektif
2. waktu sering diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
tanpa informasi lengkap tentang variable-variabel dan alternatif-
alternatif, karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan.
3. jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.


Faktor waktu lainnya yang mempengaruhi perecanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki. Ini tergantung pada sumber daya yang tersedia dan derajat ketetapan perencanaan manajemen.

(klik untuk memperbesar)


Rencana jangka pendek, menengah dan panjang

Rencana – rencana jangka pendek mencakup berbagai rencana dari satu hari sampai satu tahun; rencana-rencana jangka menengah mempunyai rentangan waktu antara beberapa bulan sampai tiga tahun; dan rencana- rencana jangka panjang mengikuti kegiatan selama dua sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang diproyeksikan dua puluh lima tahun atau lebih dimasa yang akan datang. Perencanaan jangka panjang berkenaan dengan perencanaan strategic.

Jumat, 02 Oktober 2009


Tingkatan manajemen dan manajer.

Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:

1. Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya.

2. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.

3. Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.

Berikut adalah skema manajemen berdasarkan tingkatanya:


Dilihart dari kegiatan yang dilakukan :
- Manajer Fungsional, bertanggung jawab pada suatu kegiatan unit organisasi (produksi,
pemasaran, keuangan, personalia, dll
- Manajer Umum, bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.



Didalam melaksanakan tugas, setiap tingkatan manajer mempunyai ungsi utama atau keahlian yang berbeda yaitu:
1. Keahlian Teknik (Technical Skill) yaitu keahlian tentang bagaimana cara mengaerjakan dan
menghasilkan sesuatu yang teriri atas pengarahan dengan motivasi, supervisi, dan
kemunikasi.
2. Keahlian Manajerial (Managerial Skill) yaitu keahlian yang terkait dengan hal penetapan
tujuan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengawasan.


Keterampilan Manajer
Secara umum, terdapat emat keterampilan manajer pada masing-masing tingkat manajer:
1. Keterampilan konseptual
Ketrampilan atau kemampuan mental untuk mengkordinasikan dan mengintegrasikan
seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.
2. Keterampilan Kemanusiaan
Kemampuan untuk saling bekerja sana dengan memahami dan memotivasi orang lain.
3. Keterampilan Administrasi
Kemampuan yang ada hubungannya dengan fungsi manajemen yang dilakukan.
4. Keterampilan Teknik
Kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur, dan metode dari suatu
bidang tertentu.

Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas,
Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:

1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.